Air Sebagai Komponen
kehidupan Paling Vital
“kami jadikan dari air itu segala sesuatu yang hidup”
(al-Anbiyaa : 30)
Dalam ilmu biologi, air merupakan unsur paling mendasar
dan paling vital bagi semua makhluk hidup. Air juga merupakan komponen
terpenting bagi sel-sel tubuh. Dalam ilmu kimia, air sangat menentukan setiap
reaksi kimiawi yang terdapat didalam tubuh. Air berperan sebagai medium reaksi,
atau hasil dari reaksi.
Air adalah unsur yang mutlak diperlukan oleh semua
makhluk hidup. Tidak peduli jenis atau ukuran tubuhnya, mulai dari makhluk
hidup yang paling besar hingga paling kecil, mulai dari mikroba yang berukuran
mikroskopis sampai ikan pauas dan gajah, dua makhluk hidup terbesar dilaut dan
didarat. Tanpa air yan Allah berikan, tidak akan ada burung-burung, binatang
melata, dan tiram yang bersemayam di dasar lautan.
Oleh karena itu, tidak menghertankan jika para astronom
yang meneliti tentang kehidupan di planaet-planet lain, pertama kali mencari
keberadaan air dan oksigen.
Urgensi air yang demikian besar ini disebabkan oleh
fungsi-fungsi vitalnya. Misalnya, menjaga keseimbangan temperatur tubuh,
pembentukan sel-sel tubuh, pembentukan sel-sel darah, mengatur reaksi-reaksi
kimiawi tubuh, dan membantu pencernaan makanan.
Ketika manusia lahir, sekitar 85% dari berat tubuhnya
adalah air. Lau, ketika ia tumbuh dewasa, maka kandungan air tersebut menjadi
1/3 komposisi tubuhnya. Dengan kata lain, di dalam rongga tunuh manusia
sebenarnya terdapat lautan.
Dalam tubuh wanita dewasa, jumlah kandungan air mencapai
65,55% , sedangkan dalam tubuh pria mencapai 75,65% . Perbedaan ini disebabkan
lemak yang terdapat dalam tubuh wanita lebih banyak daripada pria. Lemak ini
mengandung air yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah air yang terdapat di
dalam jaringan otot.
Sel-sel tubuh manusisa juga tidak akan berfungsi, bertahan
hidup, dan berkembang dengan baik tanpa air. Sel-sel ini menerima suplai air
dari darah yang 83% komposisinya adalah air.
Pada saat volume air di dalam tubuh berkurang dan tidak
sesuai dengan kebutuhan sel, maka tubuh akan mengirim dua sinyal. Pertama, jika
volume air dalam darah berkurang, maka terjadi peningkatan konsentrasi
mineral-mineral dalam darah. Tubuh kemudian akan berusaha mendapatkan suplai
air dari kelenjar saliva ‘kelenjar ludah’ yang terdapat di mulut.
Akibatnya, mulut akan menjadi kering dan timbul keinginan untuk minum. Kedua,
daraah mengirim sinyal ke otak menginformasikan berkurangnya volume air.
Otak akan segera merespon sinyal tersebut dengan memicu keinginan untuk minum.
Selain manusia, tumbuhan pun sangat menbutuhkan air.
Tumbuhan menyerap air yang mengandung berbagai mineral yang penting untuk
kelangsungan hidupnya dari dalam tanah. Setelah diserap, kemudian
didistribusikan ke seluruh bagian tubuhnya. Pupuk alam dan organik juga diserap
dan didistribusikan oleh tumbuhan dengan cara sama. Disini terbukti mukjizat
firman Allah,
“Engkau lihat bumi kering, tetapi apabila kami
turunkan hujan di atasnya, lalu (tumbuh-tumbuhan) bergerak dan bertambah
tinggi, lalu menumbuhkan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”
(al-Hajj: 5)
“di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, engkau lihat
bumi diam. Apabila kami turunkan air (hujan) di atasnya, lalu
(tumbuh-tumbuhannya) bergerak dan bertambah tinggi. Sesungguhnya yang
menghidupkannya (bumi) itu pasti mampu menghidupkan yang mati.” (fushhilat
: 39)
Sebuah tim yang terdiri dari para ilmuan Universitas
Wales, Australia, melakukan serangkaian penelitian mengenai tumbuhan yang
mengalami kekurangan air. Mereka mencatat adanya sinyal lemah yang keluar dari
daun-daun batang pohon tersebut. Dengan menggunakan peralatan yang sangat
sensitif, mereka berhasil menangkap sinyal-sinyal suara. Ternyata setelah
membandingkan sinyal tumbuhan yang kekeringan dengan sinyal tumbuhan yang cukup
air, sinyal yang berasal dari tumbuhan kekeringan jauh blebih kuat. Seolah tumbuhan
ini menjerit dan berteriak meminta air.
Jika kita memperhatikan penciptaan Nabi Adam, Al-Qur’an
mengatakan bahwa Adam diciptakan dari tanah liat, seperti dalam firman Allah,
“sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dari sari tanah
liat.”
(al-Mu’minun: 12)
Tanah liat yang materi dasar penciptaan manusia berasal
dari campuran tanah dan air. Dari seluruh uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa semua makhluk hidup tidak terlepas dari unsur air. Oleh karena itu,
terbuktilah kebenaran firman Allah ,
“dan kami telah menciptakan segala sesuatu yang hidup
itu dari air.”
(al-Anbiyaa:
30)
No comments:
Post a Comment