-
Ilmu Genetika (ilmu Keturunan)
Allah berfirman :
“Binasalah manusia,
alangkah amat sangat kekafirannya? Dari setetes mani, Allah menjadikannya lalu
menentukannya” (Abasa : 17-19)
Pada awal 1912 ilmu
genetika modern melalui seorang ilmuwan, Morgan, menemukn perasaan kromosom dan
gen dalam proses pembentukkan janin. Yaitu, bahwa pembentukkan manusia
ditentukan pada sperma laki-laki (spermatozoon) dan sel wanita (ovum).
Bahkan, pengaruh keturunan dalam gen berlangsung berabad-abad sehingga
bertalian sampai kepada nenek moyang.
Ilmu pengetahuan modern
menemukan bahkan dalam komposisi gen yang luar biasa kecil menyimpan sangat
banyak rahasia yang akan diperlihatkan oleh Allah bila Dia menghendakinya. Di
antara rahasia tersebut adalah sifat dan karakter yang menentukan bentuk,
tabiat, pembawaan, sifat jasmani, dan kejiwaan. Bahkan, kesepiannya untuk
menerima atau melawan berbagai mikroba dan bakteri, sebagaimana ia juga dapat
menurunkan kesiapan untuk menghadapi berbagai penyakit.
Ilmu pengetahuan modern
juga telah melangkah jauh lebih maju ketika ia menyimpulkan bahwa manusia
tercipta dalam bentuk rumusan komplek yang sudah terprogram. Apabila setetes
sperma sudah menetap di dalam rahim, maka mulailah dia memperlihatkan
rahasianya yang masih sama-samar secara bertahap, sesuai dengan program yang
sudah ditentukan.
Di sela-sea proses yang
panjang ini, gen mulai melepaskan diri dari bentuknya yang masih tersembunyi.
Sel-sel pun mulai mengambil sifat-sifat aslinya yang khusus.
Ilmu genetika modern
menetapkan bahwa kadangkala persamaan antara seorang anak dan kedua orang
tuanya tidak tampak jelas, bahkan kadangkala sanagt berbeda. Karena sifat-sifat
turunan kadangkala berupa sifat-sifat dominan dan kadangkala berupa sifat-sifat
recessive, maka sifat-sifat recessive itu tidak akan terlihat jelas, baik pada
bapak, maupun pada ibu.
Jika kebetulan kedua orang
tua membawa salah satu sifat recessive, maka kira-kira seperempat dari
anak-anak mereka akan memperlihatkan sifat-sifat recessive itu secara jelas.
Hal itu disebabkan berkumpulnya dua sifat pada setiap gen kedua orang tua.
-
Pernikahan Antarkerabat
Allah berfirman,
“Diharamkan atas kamu
(mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang wanita; saudara-saudaramu yang wanita,
saudara-saudara bapakmu yang wanita; saudara-saudara ibumu yang wanita;
anak-anak wanita dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak wanita dari
saudara-saudaramu yang wanita; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara wanita
sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam
pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum
campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak
berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu
(menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua wanita yang bersaudara,
kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (an-Nisaa’ :23)
Pada ayat ini terdapat
petunujk jelas yang mengharamkan perkawinan antarkerabat yang berhubungan
darah.
Ilmu pengetahuan modern
menyatakan bahwa perkawinan antarkerabat akan menghasilkan keturunan yang cacat
dan rentan terhadap berbagai penyakit, menurunnya tingkatan reproduksi seksual
sampai kepada kemandulan. Sedangkan, perkawinan antarpihak yang berjauhan
berabat akan menghasilkan keturunan 6yang lebih baikdari orangtunya dalam
segala segi.
Ilmu pengetahuan modern
juga menyatakan behwa perkawinan antarkerabat akan memunculkan sifat-sifat
recessive. Demikian juga kemungkinan munculnya penyakit akan bertambah dengan
adanya perkawinan antarkerabat, seperti penyakit metabolisme turunan (Inbornerror
of Metabolism), penyakit menular Wilsons (Wilsons Desease), penyakit
Taysacs, kusta turunan (laprae), dan kencing hitam (Alkaptunoria).
Jika penyakit lain yang jumlahnya melebihi seratus penyakit sebagaimana sudah
dikenal oleh para dokter spesialis melebihi seratus penyakit.
Jadi, sesungguhnya
mayoritas penyakit turunan, khususnya yang terdapat pada sifat-sifat ressesive
akan muncul secara jelas pada perkawinan antar kerabat.
Ilmu pengetahuan modern
juga menetapkan bahwa penyakit kanker payudara dapat berpindah melalui
penyusuan. Ditemukan juga seorang ibu yang menurun dari keluarga yang menderita
penyakit kanker payudara, apabila menyusui bayinya, maka virus tersebut akan
berpindah pula kepada si bayi.
Dari sini, maka seorang
pria yang pada masa bayinya menyusu dari ibu yang membawa virus penyakit ini
juga akan terkena. Spermanya juga akan mengandung virus tersebut. Ini
memungkinkan dia untuk menurunkannya kepada anak-anaknya, sebagaimana seorang
wanita akan memindahkan virus ini kepada siapa yang menyusu darinya.
Pada tahun 70-an sebagai
ahli tumor Amerika Serikat sudah meneliti penyakit tersebut. Mereka mengadakan
pendataan penyakit kanker di Kota Bumbay, India. Di sana didapatkan suku Parisy
yang dianggap sebagai masyarakat tertutup,karena mereka hanya melakukan perkawinan
sesma anggota suku. Mengawini saudara persusuan dalam suku tersebut merupakan
hal sangat banyak terjadi. Sehingga, ditemukan 50% kaum wanita suku
tersebut menderita penyakit kanker payudara. Sedangkan, persentase wanita Islam
di Bombay yang menderita penyakit kanker sangat rendah, jika dibandingkan
dengan mereka.
Dengan penelitian ini
terbukalah jalan untuk memeahami sebab-sebab timbulnya penyakit kanker
payudara. Pengaruh genetika dalam hal itumerupakan bukti nyata dari hikmah
diharamkannya mengawini saudara-saudara wanita dalam Islam. Hal ini telah
diungkapkan melalui penelitian ilmiah yang intensif terhadap sebuah suku yang
hidup berabad-abad dengan mengisolasi diri dari penduduk Kota Bombay
lainnya, terdiri dari umat Islam dan Hindu. Dalam penelitian ini ditetapkan,
sebagaimana yang telah kita sebutkan, tingginya angka perbandingan penyakit
kanker payudara diantara anggota Suku Parisy ini daripada masyarakat lainnya.
Secara umum dapat
dikatakan bahwa perkawinan antarkerabat akan menambah, memunculkan dan
mengokohkan sifat yang mendominasi dalam keluarga itu, khususnya sifat-sifat
buruk. Sebaliknya, perkawinan diantara pihak yang berjauhan family akan
mengurangi timbulnya berbagai penyakit dan cacat pada tubuh.
Perkawinan antarkerbat
juga akan mengancam bertambahnya jumlah bayi yang mengidap penyakit. Karena,
sebagian penyakit turunan terpendam dan tertahan aktifitas faktor0faktor
genetikanya dari satu generasi ke generasi lainnya.
Kadangkala penyakit
tersebut akan berpindah secara turun-tenurun melalui pihak bapak tanpa
terlihatnya gejala-gejala penyakit itu pada orang yang membawanya. Kecuali,
jika kedua ibu-bapak kebetulan mengetahui adanya bibit penyakit itu pada
kakek-kakek mereka.
Oleh karena iyu, kaum
kerabat wajib memastikan terbebasnya rumpun keluarga dari penyakit turunan,
khususnya bangasa Arab. Karena, menurut data-data terakhir, 25% perkawinan pada
mereka berlangsung diantara kerabat.
Laporan kedokteran modern
menyebutkan bahwa peluang timbulnya penyakit-penyakit keturunan akan terus bertambah.
Karena, penyakit turunan merupakan sifat-sfat yang terpendam dengan kokoh dan
berdekatan dengan gen-gen dalam kromatin. Di antaraanya penyakit asma, darah
tinggi, penyakit gula, sebagian penyakit jantung, alergi, serta penyakit sistem
saraf vseperti ayan, dan lain-lain.
Hikmah kejiwaan dan sosial
yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah bahwa perkawinan berdiri di atas cinta dan
kesetiaan. Sedangkan, dalam perkawinan antarpihak yang berjauhan terdapat
perbendaharaan cinta dan kesetiaan yang lebih banyak daripada perkawinan
antarkerabat.
Dari semua itu, jelaslah
hikmah ilmiyah yang taerdapat dalam ajakan Islam untuk mengawini wanita yang
berjauhan keluarga. Juga hikmah yang terdapat dalam larangannya dari mengawini
wanita yang masih berhubungan kerabat atau berhubungan darah.